Un Socialita Apatico
Kita mengerti bahwa manusia merupakan makhluk hidup komunal dan sosialis sebagaimana hakikatnya. Kita akan saling membantu dan memiliki dorongan yang kuat untuk menjadi "manusia" yang sebenar - benarnya. Akan tetapi, dalam kenyataan yang nyata dan tampak mata manusia tak selalu seperti itu. Dalam perenungan penulis, penulis yang juga manusia selalu di buat tertawa dengan tingkah manusia lainnya atau bahkan dengan tingkah laku penulis sendiri. Bingung, marah, sedih dan cemas cukup menghantui ketika terbesit bayangan "bagaimana jika manusia benar-benar tidak menjadi manusia yang manusia?" Sedikit cerita, di akhir tahun lalu penulis menginjakkan kaki di salah satu lembaga sosial di kota asal penulis. Ada rasa haru, syukur dan perenungan ketika penulis datang sebagai mahasiswa praktikan. Minggu pertama, semua berjalan normal dan "kompeten" sebagaimana mestinya. Beberapa kali berbincang bertukar cerita dengan para pekerja sosial disana, membuat hati semakin