Sabit di Bulan Dzulhijah

 

Gema takbir berseru mengiringi setiap perjalanan manusia di setiap momentumnya. Hal itu semakin mengingatkan kita pada fase dimana diri kita menjadi seorang pribadi yang begitu tersentuh akan gaungan - gaungan dan  seruan ketenangan batin yang memutih. Tak ada malam yang lebih "mendzikirkan" kita selain malam dengan penuh kemeriahan takbir yang membesar dan menjulang. Kami adalah munafik sebagai hamba. Memerah dan menghitam dengan nanah yang mengucur deras dari sudut badan. Namun, Yang Maha Ampun akan selalu memberi kesempatan pada kami untuk berserah diri, bersuci, selama kaki dan tangan kami bersedia bersimpuh dalam kekuasaan-Nya.

Kurnia Ibrahim
Mahasiswa BKI UIN Raden Mas Said Surakarta 2019
KKN TRANSFORMATIF KERSODHARMA 2022




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dalam Hitungan Hari

Menuju Akhir